For English version, please check below.
Bulan Agustus 2014, sebelas orang
transmen muda berkumpul di Transmen Camp #1 yang diinisiasi oleh Mario Prajna
Pratama, seorang transmen muda yang tinggal di Yogyakarta. Camp ini dibuat
sebagai ruang yang aman bagi transmen di Indonesia untuk belajar dan berbagi
pengalaman serta pemikiran tentang tubuh, SOGIE (orientasi seksual, identitas
gender, dan ekspresi gender), dan Hak Asasi Manusia. Camp berlangsung selama 5
hari dengan pendekatan berbasis hak, dan seluruh proses belajarnya didasarkan
pada nilai-nilai kesetaraan, keadilan, youth-friendly, non diskriminatif, dan
nir kekerasan. Camp diadakan secara swadaya dan swadana, dengan dukungan
organisasi maupun individu yang peduli pada isu transmen di Indonesia.
Di akhir acara, peserta menyusun
rencana tindak lanjut (RTL) yang diharapkan menjadi basis gerakan hak transmen
di Indonesia. RTL dibuat secara periodik (tahunan) hingga 2019. Beberapa RTL
tahun 2014-2015 yang telah berjalan adalah: (1) membangun support group
Transmen Ngehe untuk wilayah Jakarta, (2) penjangkauan rutin ke komunitas di
Kediri dan sekitarnya, (3) pengembangan materi belajar tentang transmen melalui
PLUSH di Yogyakarta, (4) membuat online resource center untuk transmen
(transhition.blogspot.com), dan (5) mengikuti kampanye TDOR di wilayah
masing-masing. Dua RTL yang belum terlaksana adalah pelaksanaan Transmen Camp
#2 dan dialog dengan para pemimpin komunitas transmen di Indonesia. Di luar
RTL, peserta camp juga semakin rajin mengorganisir diri, menyebarkan informasi,
dan terlibat di gerakan LGBTI nasional maupun regional. Mewakili komunitas
transmen di Indonesia, ada Pritz Rianzi yang terlibat di penyusunan Trans*
Health Blueprint yang diinisiasi oleh APTN (Asia Pacific Transgender Network),
dan Alvi yang mengikuti forum Being LGBT in Asia 2015. Saat ini, Tama sebagai
penggagas Transmen Camp juga terpilih sebagai perwakilan masyarakat sipil
Indonesia untuk interface meeting
dengan Presiden Joko Widodo di ASEAN Summit 2015.
Dari beberapa pertemuan lanjutan antar
transmen sepanjang Desember 2014 – Februari 2015, pembicaraan internal di
support group, serta dialog berkelanjutan dengan tokoh-tokoh kunci gerakan
LGBTI nasional dan regional; disimpulkan bahwa transmen Indonesia perlu
membangun wadah khusus dalam bentuk komunitas atau organisasi. Wadah ini
diperlukan untuk menjawab kebutuhan transmen pada khususnya, dan komunitas
LGBTI serta masyarakat pada umumnya, akan informasi komprehensif seputar isu
trans* dan advokasi layanan kesehatan untuk trans*. Selain itu,
komunitas/organisasi transmen juga diperlukan untuk memperkuat dan memvalidasi
suara transmen Indonesia dalam advokasi di ranah nasional maupun regional.
Untuk menjawab kebutuhan ini, juga
untuk melaksanakan RTL Transmen Camp #1, para transmen muda yang bergabung di
support group Transmen Ngehe dan Transhition memutuskan untuk menyelenggarakan Transmen
Camp #2 yang diikuti oleh National Meeting Transmen Indonesia.
Kegiatan ini akan diselenggarakan di Yogyakarta, 9 - 17 Agustus 2015
---
In August 2014, eleven young Transmen have
gathered in Transmen Camp #1 which was initiated by Mario Prajna Pratama, a
young transman who lives in Yogyakarta. The camp was made to provide a safe
space for Transmen in Indonesia, to study, share experiences and reflextion on
human body, SOGIE (sexual orientation, gender identitity and gender expression)
and Human Rights. The camp
was held for 5 days which used a rights-based approach. The camp used the base
values in the learning process, such as equality, equity, youth-friendly, non-discriminative and non-violence. The camp was held independently, with supports from individuals and
organizations who care about transmen movement.
In the end of the camp, participants arranged
action plans, which are aimed to be
a movement basis for Transmen rigths in Indonesia. The action plan was made
periodically (yearly) until 2019. Some action plans in 2014-2015 has been
running, were:
(1) Develop Transmen Ngehe support group for area in Jakarta,(2) Regular outreach to communities in Kediri and surrounding,(3) Develop learning contents on Transmen through PLUSH in Yogyakarta,(4) Create online resource center for Transmen (transhition.blogspot.com), and(5) Participate TDOR campaign in each area where Transmen are living.
Two action plans are still unimplemented: the Transmen Camp #2 and making dialogue with
Transmen community leaders in Indonesia. The camp participants are
now more organized, and regularly spread information on Transmen and get involved at national and regional LGBTI movement.
Pritz Rianzi, represented Transmen
community in Indonesia, has involved in the making of
Trans* Health Blueprint which was initiated by APTN (Asia Pacific
Transgeder Network). Alvi, actively participated in Being LGBT in Asia
forum on 2015. Recently, Tama, as the initiator for Transmen Camp, has been selected as a
representative of Indonesian Civil Society for interface meeting with President
Joko Widodo in ASEAN Summit 2015.
The result of several further Transmen meetings
from December 2014 – February 2015, internal discussion in support group
Transmen, and
continuous dialog with key national and regional LGBTI movement actors; is the need of developing community or
organization for Indonesian Transmen. It is necessary to address the need of
comprehensive information on trans* issues and health services for trans* as
well as to advocate the health services for trans*. Beside that, it is also
needed to strengthen and validate Indonesian Transmen voices to advocate at
national and regional level.
To address this need as well as to implement the
action plan of Transmen Camp #1, young Transmen who joined in Transmen Ngehe
support group and Transhition decided to organize the Transmen Camp #2 and the
National Meeting of Indonesian Transmen.
These events will be held in Yogyakarta, 9 - 17 August 2015.
#transhitionid
#transmenindonesia
No comments:
Post a Comment