Belajar Bersama di Transmen Camp #1
Abhipraya Ardiansyah
Apa itu Transmen
Camp?
Acara ini adalah acara belajar bersama khusus transmen yang diadakan
di Yogyakarta, 15-19 Agustus 2014 lalu. Kegiatan ini baru pertama kali
diadakan di Indonesia. Diikuti oleh sembilan transmen dari Jakarta, Bandung,
Yogyakarta, dan Kediri. Kelompok kecil ini mendapatkan ruang
belajar yang efektif dan menyenangkan. Lalu, kenapa ada Transman Camp?
Berawal dari curhat sesama transmen lewat social media, yaitu Mario
Prajna Pratama (Tama), Caesarino Abrisam J (Sam), dan Abhipraya
Ardiansyah (Abhi). Dari beberapa percakapan itu, kami masih merasakan
kurangnya fasilitas belajar bagi para transmen di Indonesia. Sulitnya
akses informasi dan tidak adanya sumber informasi akurat yang dapat dicerna
oleh setiap kalangan. Maka, tidak heran kalau kondisi transmen di
Indonesia masih jauh ketinggalan dibanding transwomen yang memiliki
banyak fasilitas belajar. Untuk itu, Tama menggagas ide untuk membentuk ruang
belajar yang aman dan nyaman untuk transmen, yaitu Transmen Camp #1.
Rencana iseng-iseng ini mendapat sambutan baik dari kalangan transmen muda.
Dalam beberapa jam setelah dipublikasikan, sudah ada beberapa pendaftar yang
ingin bergabung. Hingga pada akhirnya terkumpullah sembilan transmen muda
di Yogyakarta. Kenapa di Yogyakarta? Camp ini hanya diadakan di sebuah rumah
kontrakan milik salah satu penyelenggara. Tidak heran kalau kapasitas pesertanya
pun hanya kelompok kecil. Di samping itu, kita ingin menciptakan ruang yang
aman dan nyaman agar proses belajar juga berlangsung dengan optimal. Setiap
orang bebas menjadi dirinya sendiri dan mengemukakan apa saja.
Selama
empat hari, peserta Transmen Camp #1 mempelajari banyak hal. Kita dibantu oleh
fasilitator-fasilitator yang luar biasa dari PLU Satu Hati dan Arus
Pelangi. Begitu juga besarnya dukungan dari teman-teman komunitas di Yogyakarta.
Hari pertama, kami belajar tentang Tubuh ditemani kak Tia Setyani. Kita
belajar untuk lebih “bersahabat” dengan tubuh, serta memetakan berbagai
permasalahan yang kerap dihadapi sebagai seorang transmen. Pembelajaran
hari itu diakhiri oleh sesi relaksasi yang menyenangkan. Hari kedua, kami
mendapatkan materi dasar SOGIE dari kakak-kakak PLU Satu Hati, yaitu Kak
Renate dan Kak Gigi. Di sini kami belajar memetakan diri sendiri
berdasarkan konsep SOGIE. Suasana belajar pun berbeda, karena diadakan di
Sekretariat PLU Satu Hati. Setelah belajar, kita jalan-jalan sore dan bermain
di Kali Babarsari. Hari ketiga, kami belajar tentang FTM dan HAM bersama
Kak Anna Arifin dan Kak Yuli dari Arus Pelangi. Sedangkan materi
tentang FTM di Indonesia difasilitasi oleh Tama sendiri. Materi HAM yang kami
pikir akan memusingkan ternyata dapat dikemas menjadi menyenangkan. Malam
harinya, kami berangkat ke Gala Dinner bersama teman-teman komunitas Yogya di
Cangkir Café. Ternyata, dukungan terhadap Transmen Camp #1 ini luar biasa!
Agenda kami berlanjut di hari keempat, yaitu penyusunan action plan.
Sebelumnya, diadakan Skype session dengan Ar Con dari Pinoy
FTM dan Nil Nodalo dari Transman Phillipina. Kami berbagi
perpektif tentang kondisi transman di negara kami masing-masing. Lalu,
penyusunan action plan pun dilaksanakan. Di situ kami benar-benar
bertukar pikiran tentang mimpi-mimpi kami sebagai transmen dan cara
mewujudkannya. Kami juga dibantu oleh Kak Anna dan Kak Yuli. Adapun agenda
yang kami rencanakan adalah pembentukkan support group dan sumber
informasi.
Transmen Camp #1 adalah awal pergerakan transmen di Indonesia, agar
kami dapat mewujudkan mimpi-mimpi kami tentang kehidupan yang layak sebagai
warga negara. Transmen Camp sendiri akan diadakan dua kali dalam setahun.
Diharapkan dengan adanya Transmen Camp, akan semakin banyak transmen muda
yang dapat mewakili transmen di Indonesia untuk menyuarakan pendapatnya.
Perjuangan ini baru dimulai, kawan! Kita semua punya potensi dan hidup di zaman
yang serba mudah. Maka, tidak ada kata “tidak mungkin” bagi transmen Indonesia
untuk hidup lebih baik. Di luar sana, mungkin masih banyak transmen yang
ingin merapatkan barisannya bersama kami. Begitu juga dengan banyaknya dukungan
dari Trans* Allies (red. Sahabat Transgender).
We’re
not alone, brothers.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Learning
Together in Transmen Camp #1
Abhipraya Ardiansyah
What
is Transmen Camp?
Transmen Camp is transmen’s collective learning event held in
Yogyakarta on August 15-19, 2014. It was the first event of its kind in
Indonesia. Nine people coming from Jakarta, Bandung, Yogyakarta, and Kediri took
part in it. This small group finally had an access to effective and fun
learning place. So, for what reason was Transmen Camp formed?
Its formation began from online
conversation between Mario Prajna Pratama (Tama), Caesarino Abrisam J (Sam), and Abhipraya Ardiansyah (Abhi).
We were concerned about the lack of learning facility for Indonesian
transmen. Many of them faced limited access of accurate information. As a
result, it was not surprising that Indonesian transmen fell behind compared to
their counterpart (transwomen) in terms of learning facility. Based on the
issue, Tama came up with an idea to create a safe and relaxed learning place
for transmen, hence it was named Transmen Camp #1.
On the last day of the camp, we
arranged action plans. Earlier that day, we had virtual conference through
Skype with Ar Con from Pinoy FTM and Nil Nodalo from the Transman Phillipina. We discussed transmen’s issues in both of our country. As we progressed into
arranging the action plans, each participant expressed their aspiration as a
transman and discussed how to make it happened. In the future, we hoped to
establish transmen’s support group that is meant to provide all information
transmen need.
Transmen Camp #1 was transmen’s initial movement in Indonesia, paving
the way to fulfill our aspiration that is being able to have the same rights as
any other Indonesia citizen. Transmen Camp will be held twice a year. Through
the event, we hope there will be more transmen speaking up and fighting for our
aspiration on behalf of all transmen in Indonesia. The struggle has just begun,
folk! No dream is unreachable, and that includes transmen getting a better life
in Indonesia. We are confident that many transmen out there share our dream and
are willing to fight along with us. Just as we believe that our struggle will
draw a great deal of support from trans’ allies.
We
are not alone, brothers.
Tulisan pernah dimuat di Outzine (Online Magazine) Arus Pelangi
Salam pup,
#transhitionid
#transmenindonesia
No comments:
Post a Comment