BroThers,
tahukah kamu bahwa di bulan Mei ini, ada hari spesial bagi orang-orang LGBT di
seluruh dunia? Yap, yap, seperti judul artikel ini, nama perayaan itu adalah
IDAHOT.
IDAHOT
(International Day Against Homophobia and Transphobia) dirayakan stiap tanggal
17 Mei sebagai pengingat untuk melawan homophobia dan transphobia. IDAHOT
pertama kali dirayakan pada tahun 1990. Saat itu, WHO mengakui ICD 10, yang
mengeluarkan Homoseksualitas dari daftar diagnosis penyakit kejiwaan. Kini,
IDAHOT diperingati oleh banyak orang di berbagai belahan dunia dengan tujuan memberikan
edukasi tentang LGBT dan mengadvokasi kebijakan publik agar lebih ramah
terhadap LGBT.
Ngomong-ngomong, apa sih homophobia dan transphobia itu?
Secara singkatnya, homophobia adalah ketakutan yang tidak rasional dan tidak
beralasan terhadap orang-orang homoseksual. Dan transphobia adalah ketakutan
berlebihan yang tidak beralasan terhadap orang-orang transgender. Homophobia dan
transphobia muncul dalam bentuk sikap dan perasaan negatif terhadap homoseksual
dan transgender atau orang-orang yang diidentifikasi/dianggap sebagai Lesbian,
Gay, Biseksual, atau Transgender (LGBT).
*transhition akan menjelaskan tentang
homophobia dan transphobia di artikel terpisah*
Setiap tahun ada tema
yang berbeda untuk perayaan IDAHOT. Tema dipilih berdasarkan masalah utama yang
perlu mendapat perhatian khusus di tahun itu. Nah, untuk tahun 2015, perayaan
IDAHOT difokuskan pada permasalahan yang dihadapi oleh LGBT muda.
Hmm. LGBT muda? Kenapa
harus LGBT muda?
BroThers, berdasarkan
penelitian Fromby’s tahun 2013, ditemukan
fakta bahwa dampak bullying akibat homophobia dan transphobia di lingkungan
pendidikan dan pekerjaan sangatlah mengkhawatirkan. 47% responden mengalami
ancaman atau intimidasi di sekolah. Tindakan Homo/Transphobia sering
mengakibatkan konsekuensi tragis bagi LGBT muda: trauma seumur hidup, self-stigma, menyakiti diri sendiri, bahkan tindakan bunuh diri.
Data Trevor Project menyatakan, "Lesbian, Gay, dan Biseksual muda
memiliki kemungkinan empat kali lebih besar untuk melakukan percobaan bunuh
diri dibandingkan teman-teman seusianya yang heteroseksual.” Pada transgender muda statistiknya menunjukkan
angka yang lebih tinggi, "Hampir
setengah dari Transgender muda berpikir serius untuk mengakhiri kehidupan
mereka."
Bagaimana dengan dampak homophobia dan transphobia bagi
LGBT muda di Indonesia?
Tahun 2013 diadakan studi kasus ‘Menguak Stigma,
Kekerasan, dan Diskriminasi pada LGBT di Indonesia’ oleh Arus Pelangi. Penelitian
melibatkan 335 responden LGBT di rentang usia 19 hingga 24 tahun yang berada di
tiga kota besar: Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar. Hasilnya mengejutkan. 89,3%
responden mengalami kekerasan dalam 3 tahun terakhir (2010-2013).
Kekerasan terhadap LGBT dapat dikelompokkan menjadi: Kekerasan
Psikis, Kekerasan Fisik, Kekerasan Ekonomi, Kekerasan Seksual, dan Kekerasan
Budaya. Dan, sedihnya lagi,
kekerasan pada LGBT muda itu tidak
hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak dikenal. Kebanyakan LGBT muda
justru mendapat kekerasan dari lingkungan terdekatnya: keluarga, guru, teman, dan
pacar.
Dampak transphobia bagi transman muda di Indonesia bisa
jadi lebih besar dari kelompok LGBT lainnya. Saat ini, informasi tentang transman
dalam bahasa Indonesia masih sangat terbatas. Kelompok dukungan atau komunitas transman
Indonesia juga masih sedikit, dan kebanyakan memilih bersembunyi di bawah
tanah. Berdasarkan pengalaman kami (tim Transhition dan teman-teman di Transmen
Ngehe Support Group), terbatasnya akses informasi dan sulitnya mendapatkan
teman membuat kami stress berat, terutama di usia belasan dan awal dua puluhan.
Sudah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan atau kekerasan dari orang-orang
di sekitar, tidak punya teman pendukung, pula. Rasanya seperti jatuh, tertimpa
tangga, masih pula tertimpa genteng berkali-kali. Beberapa teman sudah mencoba
bunuh diri karena tertekan, dan sisanya setidaknya pernah berpikir untuk bunuh
diri.
BroThers,
Semua LGBT muda,
termasuk transman, memiliki hak untuk tumbuh di lingkungan yang aman dan
bersahabat, di mana kita semua sebagai individu bisa mengembangkan karakter dan
bakat masing-masing. IDAHOT menjadi peluang untuk bersama-sama menyuarakan
pesan, bahwa semua anak muda harus dilindungi dari homophobia dan transphobia.
Jadi, broThers, tunggu
apa lagi? Jutaan orang telah merayakan IDAHOT, baik LGBT maupun teman-teman
yang mendukung pemenuhan hak-hak LGBT (allies). Sudah saatnya kita ikut berdiri
dan melawan segala bentuk homophobia dan transphobia di sekitar kita. Semoga,
lewat blog sederhana ini, Transhition bisa membantu teman-teman semua untuk
bertahan dan berjuang.
Selamat merayakan IDAHOT 2015!
Salam pup,
#tama
#transhitionid
No comments:
Post a Comment